TUGAS PERKEMBANGAN : Pengertian, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dan Macam-macam Tugas Perkembangan

Oleh   Zulfaridha Hanifah, Ni’maturrohamah, Hayun Hanifa, Titik   Sudarmi, Ofan Anggik Primanda, Siska Ananda Permata   
         
A.     Pengertian Tugas Perkembangan
            Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu sebagai berikut:
            A developmental task is a task which arises atau or about a certain period in the life of the invidual, successful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disapproval by society, and difficulty with later task.
            Maksudnya, bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
            Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.[1]

B.    Faktor-faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan antara lain :
1.      Kematangan fisik maupun psikis, misalnya : belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki, belajar bertingkah laku dan bergaul dan sebagainya.
2.      Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya : belajar membaca, belajar menulis, belajar berhitung, belajar berorganisasi, dan sebagainya.
3.      Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya: memilih pekerjaan, memilih teman hidup.
4.      Tuntutan norma agama, misalnya : taat beribadah, berbuat baik kepada sesama, dan lain-lain.[2]

C.    Macam-Macam Tugas Perkembangan

1.      Masa bayi (0-2) tahun.
a.     Belajar berjalan
Hasil penelitian A Gesell dalam bukunya Child Develelopment, 1949, mengemukakan tentang kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam belajar berjalan.
Dan pendapat Gesell itu tidak jauh berbeda dengan pendapat Mary M.Shirley dalam bukunya The First Two Years, 1933, tentang bayi yang belajar duduk, merangkak, dan berjalan.
Kedua pendapat tokoh di atas kami sesuaikan dengan iklim tropis di Indonesia dalam sebuah “daftar kemajuan” sebagai berikut :

UMUR
GERAKAN
1 bulan
Bayi hanya bisa mengenal gerak.
2 bulan
Ia menggerakan dan memutar kepalanya dengan susah payah.
3 bulan
Ia belajar membalikan badan.
4 bulan
Pada waktu tertelungkup, ia mencoba mendongakkan kepala sedikit, walau dalam waktu yang singkat.
5 bulan
Setelah mampu menegakkan kepalanya, ia mencoba mengangkat dadanya dengan menopang kedua kaki dan tanganya.
6 bulan
Sudah ada keinginan untuk merangkak
7 bulan
Ia dapat duduk sendiri dan berbaling berbalik-balik.
8 bulan
Ia dibantu belajar sendiri.
9 bulan
Ia dapat berjalan sendiri sambil berpegangan pada sisi-sisi meja dan kursi.
10 bulan
Jika otot-ototnya sudah cukup kuat serta sarafnya cukup matang, ia mulai berlatih merangkak.  
11 bulan
Ia belajar “merambat” dengan berpegangan pada perabotan rumah tangga.
12 bulan
Ia mencoba berdiri sendiri. Selanjutnya ia berjalan sendiri.[3]

b.     Belajar makan makanan padat
Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.[4]
c.      Belajar berbicara
Perkembangan bahasa di tingkat permulaan ini dapat dianggap semacam persiapan berbicara.
1).  Pada bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam hal ini tangisan dianggap sebagai pernyataan rasa tak senang.
2).  Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud yang hendak dinyatakannya.
3).    Selanjut ia mengeluarkan bunyi (suara-suara) yang banyak ragamya. Tetapi bunyi-bunyi itu belum mempuanyai arti, hanya untuk melatih pernapasan dan alat-alat bicara saja.
4).    Menjelang usia pertengahan di tahun pertama, ia meniru suara-suara yang didengarnya, kemudian mengulangi suara itu, tetapi bukan karena ia sudah mengerti apa yang dikatakan kepadanya.[5]

DAFTAR PUSTAKA

L, Zulikifli. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Yuliani Rochmah, Elfi. Psikologi Perkembangan. Ponorogo : STAIN Po Press, 2005.

Yusuf LN, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009. 

http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/12/tugas-perkembangan-pengertian-faktor.html



       [1] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), 65-66. 
[2] Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan (Ponorogo : STAIN Po Press, 2005), 63.
       [3] Zulikifli L, Psikologi Perkembangan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), 27-28.
       [4] Yusuf, Psikolog Perkembangan Anak Dan Remaja ..., 66.
       [5] Zulkifli L, Psikologi Perkembangan ..., 28. 
Previous
Next Post »