TEKNIK PENGUKURAN DATA

 
BAB I
Pendahuluan
 
A.    Latar Belakang

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrument untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi instrument, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key instrument.
Instrument penelitian digunakan untuk mengukur variabel, dengan demikian jumlah instrument yang aka digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila variabel penelitiannya lima, maka jumlah instrument yang digunakan untuk penelitian juga lima. Instrument-instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan, tapi masih ada yang harus dibuat peneliti sendiri. Karena instrument penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus mempunyai skala.
 
B.     Rumusan Masalah
  1. Teknik Pengukuran Data
  1. Instrument Dalam Pengukuran
  1. Macam-Macam Skala
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A.    Teknik Pengukuran Data

Teknik pengukuran bersifat mengukur karena telah distandarisasikan, Yang menghasilkan data angka. Secara rinci perbedaan antara instrument pengumpulan menggunakan instrument standar atau hasil pengukuran yang berbentuk angka­ data (nontes) dengan instrument pengukuran (tes) dapat dilihat dalam table berikut:

INSTRUMENT TES

INSTRUMENT NON-TES

1. Versifat mengukur

2. Ada hasil pengukuran berbentuk data angka ordinal, interval atau rasio

3. Perlu standarisasi instrument (pengujian validitas empiris, reliabilitas, analisis butir soal)

4.  Digunakan dalam penelitian kuantitatif, eksperimental, korelaisonal, komparatif, dan sejenisnya

1. Bersifat menghimpun _

2. Ada basil penghimpunan berupa data naratif atau data angka nominal

3.  Tidak perlu standarisasi instrument, cukup dengan validitas isi dan konstruk

4.  Digunakan dalam penelitian kualitatif, kuantitaif, deskriptif, survey, expost facto, penelitian tindakan

 
B.     Instrument Dalam Pengukuran[1]
Instrument yang bersifat mengukur dapat dibedakan dalam dua macam yaitu Tes dan Skala.
  1. Tes
Tes umumnya bersifat mengukur, walaupun beberapa kepribadian banyak yang bersifat deskriptif, karakteristik atau kualifikasi tertentu sehingga mirip bentuk tes psikologis terutama tes tetapi deskripsinya mengarah kepada dengan intepretasi dari basil pengukuran. Tes yang digunakan dalam pendidikan biasa dibedakan antara tes basil belajar (achievement) dan tes psikologis (psikological test).
a.      Tes basil belajar
Tes basil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-­hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. Menurut waktunya dibedakan dalam rentang satu pertemuan (tes akhir pertemuan), satu pokok bahasan (tes akhir pokok bahasan), satu minggu (tes mingguan), setengah catur wulan/ semester (tes akhir semester), satu jenjang pendidikan (tes atau ujian akhir pendidikan). Tes basil belajar juga dibedakan menurut mated yang diukur, sesuai dengan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari, seperti tes : matematika, kimia, biologi, bahasa, sejarah, geografi dll.          
Menurut tujuan atau fungsinya tes basil belajar ini juga dibedakan antara tes diagnostic, penempatan, formatif dan sumatif. Tes diagnostic ditujukan untuk mengukur/ mendiagnosis kelemahan atau kekurangan siswa dan digunakan untuk menempatkan siswa sesuai dengan tingkat penguasaan atau keunggulan. Tes formatif mengukur tingkat penguasaan siswa dan posisinya baik antar teman sekelas maupun dalam penguasaan target materi. Hasil tes formatif digunakan untuk perbaikan program atau proses pembelajaran. Tes sumatif ditujukan mengukur penguasan siswa pada akhir periode pendidikan, akhir cawu, smester atau tahunan, dan digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dalam periode waktu tersebut.
b.      Tes psikologis
Tes psikologis digunakan untuk mengukur atau mengetahui kecakapan potensial dan karakteristik pribadi dari siswa. Individu termasuk para siswa dan mahasiswa memiliki kecakapan (ability). Kecakapan ini dibedakan antara kecakapan potensial atau kapasitas (capacity) dan kecakapan nyata (achievement). Kecakapan potensial merupakan suatu kecakapan yang dimiliki individu ds:: kelahirannya, atau disebut juga kecakapan bawaan. Kecakapan ini masih bersifat potensial, bakal atau kemungkinan akan dikembangkan menjadi kecakapan nyata. Kecakapan nyata adalah kecakapan yang sudah dikuasai, sudah bisa- dinyatakan, dilakukan sekarang dan dikembangkan/ berkembang dari kecakapan potensial.
Kecakapan potensial atau kapasitas biasa dibedakan dalam dua kategori adalah kecakapan potensial umum (general potential ability) atau disebut juga kecerdasan atau intelegensi (intelligence) dan kecakapan potensial khusus (special potential ability) atau bakat (aptitude), seperti bakat  dalam matematika, fisika, bahasa, sejarah dll. Dan bakat pekerjaan (vocational aptitude) seperti bakat dalam pertanian, teknik, perdagangan, guru, kesehatan.
Untuk mengukur kecakapan potensial baik umum maupun khusus, dan kecakapan hasil belajar atau prestasi belajar digunakan tes, tetapi pada perbedaan jenis tes diantara kedua kelompok kecakapan ini, untuk mengukur kecakapan potensial baik umum maupun khusus digunakan tes standar (standardized test) tes ini disebut tes standard karena sudah distandarisasikan melalui kegiatan uji coba. Standarisasi tes minimal meliputi pengujian validitas, reliabilitas dan analisis butir soal yang mencakup daya analisis pembeda dan tingkat kesukaran tes.
Tes hasil belajar umumnya dikelompokan sebagai tes buatan guru (teacher made test), atau tes yang tidak distandarisasikan (non standardized test). Tes hasil belajar juga seharusnya distandarisasikan, tetapi karena jumlah tesnya yang harus disiapkan guru umumnya cukup banyak, sedang waktu mereka sangat terbatas seringkali tes-tes tersebut tidak distandaraisasikan.
Untuk menilai aspek-aspek kepribadian, ada yang bersifat mengukur dan ada pula  yang hanya mendiskripsikan. Instrument -penilaian kepribadian yang bersifat mengukur biasanya disusun dalam bentuk skala, skala sikap, minat, motivasi dIL Sedang yang tidak bersifat mengukur biasany dikategorikan sebagai inveritori. Ada teknik penilaian kepribadian yang dikategorikan sebagai tes. Tetapi bentuknya bukan seperti tes biasa yang ada jawaban yang benar dan salah. Bentuk tes ini yang banyak digunakan adalah tes proyeksi, seperti tes zondi, Rorschach, tes menggambar orang, tes warna.
  1. Skala
Skala merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur, karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka. Skala berbeda dengan tes, kalau tes ada jawaban salah atau benar, sedan-skala tidak ada jawaban salah-benar, tetapi jawaban atau respon responden terletak dalam satu rentang (skala). Tidak pada rentang yang dipilih menunjukkan posisi responden. Ada beberapa macam skala, yaitu skala: desktiptif, garis, pilihan wajib, perbandingan pasangan dan daftar cek.
 
 
 
 
C.    Macam-Macam Skala[2]
  1. Skala deskriptif
Mengikuti bentuk skala sikap dari Likert, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala persetujuan atau penolakan terhadap pertanyaan atau penyataan. Penerimaan atau penolakan dinyatakan dalam persetujuan, yang dimulai dari sangat setuju. Setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak setuju. Contoh skala deskriptif: sikap terhadap belajar
1. Belajar menentukan keberhasilan masa depan kita      SS S R TS STS
2. Saya berusaha belajar walaupun sedang sakit              SS S R TS STS
3. Belajar menguras banyak energy                                  SS S R TS STS
 
Model skala deskriptif dari Likert seringkali juga digunakan untuk mengetahui atau mengukur segi lain yang bukan sikap. Sejalan dengan aspek yang diukurnya, maka deskripsi responnya juga disesuaikan, seperti dalam contoh berikut: Contoh skala deskriptif: kegiatan belajar kelompok
1. Kesungguhan belajar                             BS B         C         K         KS
2. Kemampuan menyatakan pendapat      BS B         C         K         KS
3. Kemampuan menganalisis                     BS B         C         K         KS
  1.  Skala garis
Hampir sama dengan skala deskriptif, resporn dari responden tidak dalam bentuk persetujuan, tetapi bisa bervariasi sesuai dengan sesuai dengan rumusan pertanyaan atau pernyataan. Respon juga tidak perlu seragam seperti dalam skala garis, bisa berbeda-beda sesuai dengan rumusan pernyataan atau pernyataan, meskipun rumusan responnya berbeda-beda tetapi jarak rentannya sama, kalau rentang tisa, tiga semua, kalau lima maka lima semua. Contoh skala garis
1. Perencanaan pembelajaran               lengkap, sangat lengkap, kurang lengkap tidak lengkap
2. Sistematika penyampaian bahan      sangat sistematik lengkap kurang sistematik tidak sistematik
  1. Skala pilihan wajib
Digunakan unutk mengukur minat Skala ini berbentuk pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternative jawaban atau repspon yang berkenaan dengan minat, minat bekerja, belajar, minat terhadap benda-benda dsb. Alternative jawaban atau respon harus ganjil, biasanya tiga atau lima pilihan atau option. Dalam skala pilihan wajib responden wajib memilih stau jawaban atau rspon yang paling disukai dan satu yang paling tidak disukai. Responden tidak hanya memberikan jawaban/ pilihan yang disukai dan paling tidak disukai. Skala ini bisa juga digunakan untuk mengukur segi­segi yang bukan minat, seperti kebiasaan, perhatian dsb.
Contoh skala pilihan sdb
1.      Dalam perjalanan
a.       Saya lebih senang memperhatikan pemandangan alam
b.      Saya lebih senang memperhatikan orang-orang yang sedang bekerja
c.       Say lebih senang memperhatikan banguanan-bangunan perumahan
  1. Skala pembanding pasangan (paired comparasion)
Juga biasanya digunakan untuk mengukur persepsi, penilaian atau minat terhadap sesuatu untuk mengukur persepsi, penilaian atau minat terhadap suatu objek yang berbentuk kegiatan, institusi, organisasi, benda, kesenian, kebudayaan dsb. Pengukuran minat dilakukan dengan membandingkan dua atau lebih dari objek. Objek yang dibandingkan hendaknya seimbang. Contoh skala perbandingan pasangan
Ada empat jenis olah raga dapat dipilih dalam kegiatan ekstra kurikuler. Nyatakan pilihan anda terhadap jenis pasangan olah raga berikut:
1.    a. Sepak bola              b. Bola basket
       a. Sepak bola              b. Bola voli
.      a. Sepak bola              b. Soft ball
       a. Bola basket             b. Bola voli
       a. Bola basket             b. Sot ball 
       a. Bola voli                 b. Soft ball
  1. Daftar cek
Bentuk skala yang berisi sejumlah pernyataan singkat yang harus direspon dengan membubuhkan tanda cek. Penggunaan daftar cek sangat luas bisa untuk mengukur pendapat, persepsi, kegiatan, kebiasaan, pengalaman, juga untuk pengidentifikasian sesuatu. Skala terutama skala deskriptif, skala garis dan daftar cek, selain sebagai teknik pengukuran juga dapat digunakan sebagai format, format dalam angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman stdui documenter.[3]
Contoh daftar cek masalah yang dihadapi siswa
1. Mudah lelah
2. Mudah pusing kepala          '
3. Tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar
4. Tidak ada semangat belajar
5. Mudah bosan
Sedangkan dari sumber buku "Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuatitatif, kualitatij dan R&D" macam-macam skala pengukuran dapat berupa Skala Nominal, Skala Ordinal, Skala Interval dan Skala Ratio. Dan skala nominal ini akan diperoleh data nominal, ordinal, interval dan rasio.[4]
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi pendidikan dan social antara lain:    
1.      Skala Likert
2.      Skala Gutman
3.      Rating Scale
4.      Semantic Diferential  
 
1.      Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dari persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social dalam penelitian, fenomenasosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian.
Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai snagat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain:[5]
a. Sangat setuju                            a. Selalu
b. Setuju                                       b. Sering           '
c. Ragu-ragu                                 c. Kadang-kadang
d. Tidak setuju                             d. Tidak pernah
e. Sangat tidak setuju
a. Sangat positif                           a. Sangat baik
b. Positif                                       b. Baik
c. Negative                                   c. Tidak baik
d. Sangat negative                       d. Sangat tidak baik
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
1. Setuju/ selalu/ sangat positif diberi                                skor       5
2. Setuju/ sering/ positif diberi                                           skor       4
3. Ragu-ragu/ kadang-kadang. Netral diberi                     skor      3
4. Tidak setuju/ hamper tidak pemah/ negative diberi       skor       2
5. Sangat tidak setuju/ tidak pernah/ diberi                       skor       1
Instrument penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist atau pilihan ganda.

2.      Skala Guttman   
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan dapat jawaban yang tegas, yaitu "ya-tidak"; "benar-salah"; "pernah-tidak pernah"; "positif-negatif' dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat data berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif), jadi kalau pada skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata "sangat setuju" sampai "sangat tidak setuju" maka dalam skala Gautmman hanya ada dua data interval yaitu " setuju" atau " tidak setuju" penelitian menggunakan skala Gautmman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan:
Contoh:
1.      Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat kepala sekolah disini?
a. Setuju                                  b. Tidak setuju
 
Skala Gautman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor I dan tidak selalu diberi skor 0. Analisa dilakukan seperti pada skala Likert.       .
Pernyataan yang berkenaan dengan fakta benda bukan masuk dalam skala pengukuran interval dikotomi.
Contoh:
Apakah sekolah anda dekat jalan protocol ?
a. Ya                                        b. Tidak
3.      Semantic differensial
Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood, skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak menggunakan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban "sangat positifnya" terletak dibagian kanan garis dan jawaban yang "Sangat negative" terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/ karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang. Contoh:

Mohon diberi nilai gaya kepemimpinan ketua kelas

 
Bersahabat           5 4 3 2 1                 Tidak bersahabat
Tepat janji            5 4 3 2 1                 Lupa janji
Bersaudara          5 4 3 2 1                 Memusuhi
Member pujian - 5 4 3 2 1                  Mencela
Mempercayai       5 4 3 2 1                 Mendominasi        '
Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang positif sampai dengan negative. Hal ini tergantung pada persepsi responden kepada yang dinilai.
Responden yang memberi penilaian dengan angka 5, berarti persepsi, responden terhadap ketua kelas itu sangat positif, sedangkan bila member jawaban no 3, berarti netral,. dan bila member jawaban angka no 1, maka persepsi responden terhadap ketua kelas sangat negative

4.      Rating scale
Dari tiga skala pengukuran yang telah dikemukakan. Data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitaifkan. Tetapi dengan Rating-scale data mentah yang dapoat diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model rating scala, responden tidak akan menjawab salah satu jawaban kualitatif yang tidak disediakan. Tetapi menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kualitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel. Tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status social ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.
Yang penting bagi penyusun instrument dengan rating scale adalah harus mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternative jawaban pada setiap item instrument. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang yang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2.
 
Contoh:
Seberapa baik ruang disekolah ini A?
Berilah jawaban dengan angka:
4. bila tata ruang itu sangat baik         .
3. bila tata ruang itu cukup baik
2. bila tata ruang itu kurang baik
1. bila tata ruang itu sangat tidak baik
Responden selanjutnya disediakan kolom yang berisi pertanyaan dan skala jawaban dan responden memilih salah satu dengan melingkari skala yang di sediakan yakni 1, 2, 3, 4 sesuai pertanyaan yang ada.[6]
 
 

[1] Sukmadinata, Syaodih, Nana. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
[2] Sukmadinata, Syaodih, Nana. Metodologi....h
[3] Sukmadinata, Syaodih, Nana. Metadologi....
[4] Sukmadinata, Syaodih, Nana. Metodologi …..
[5] Sugiyo, Metode Penetilian Pendidikan, (Bandung;: Alfabeta, 2008),134.
[6] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008),141

Previous
Next Post »