Oleh:
Anis Yulya
Choiriyah Nur Fadilla
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan yang sering ditemukan dalam pembelajaran di sekolah adalah adanya dugaan mengenai rendahnya tingkat hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Inti dari kegiatan sekolah adalah proses belajar mengajar yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran ialah hasil belajar yang meningkat dengan optimal seiring dengan perkembangan kurikulum yang ditetapkan oleh pihak sekolah.
Pembelajaran dalam teori kuantum untuk mengajar di sekolah dalam bidang pendidikan tentang pengajaran di kelas, mencoba untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih memahami isi dari materi yang disampaikan. Quantum teaching adalah model pembelajaran yang dapat membagi unsur-unsur pembelajaran menjadi dua kategori seperti kategori konteks dan kategori isi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Quantum Teaching ?
2. Apa saja karakteristik Quantum Teaching?
3. Bagaimana strategi Quantum Learning?
4. Apa saja langkah-langkah Quantum Teaching?
5. Apa saja kekurangan dan kelebihan Quantum Teaching?
6. Pengertian kecerdasan berganda atau majemuk?
7. Apa saja jenis-jenis kecerdasan berganda?
8. Bagaimana menerapkan model pembelajaran berbasis kecerdasan berganda atau majemuk?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Quantum Teaching
2. Untuk mengetahui karakteristik Quantum Teaching
3. Untuk mengetahui strategi Quantum Teaching
4. Untuk mengetahui langkah-langkah Quantum Teaching
5. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan Quantum Teaching
6. Untuk mengetahui kecerdasan berganda atau majemuk
7. Untuk mengetahui jenis-jenis kecerdasan berganda
8. Untuk mengetahui seperti apa penerapan model pembelajaran berbasis kecerdasan berganda atau majemuk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Quantum Teaching
Quantum teaching, terdiri dari quantum dan teaching. Secara etimologi quantum diambil dari istilah fisika yang berarti sejumlah energi yang dipancarkan atau dibebaskan atau diserap dalam suatu proses. Secara terminologi, quantum adalah interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Sedangkan teaching berasal dari bahasa inggris, dari kata teach yang berarti mengajar. Maksudnya mengajar merupakan suatu usaha yang menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Jadi yang dimaksud quantum teaching adalah suatu usaha menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar dengan pengubahan bemacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi tersebut dapat mengubah kemampuan bakat alami peserta didik menjadi cahaya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaaan yang memaksimalkan momen belajar, yang berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Dalam pembelajaran model quantum teaching yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selau butuh dan ingin terus belajar.
B. Karakteristik Quantum Teaching
Pembelajaran Quantum memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif.
2. Pembelajaran quantum lebih manusiawi, individu menjadi pusat perhatian, potensi diri, kemampuan berfikir, motivasi dan sebagainya diyakini dapat berkembang secara maksimal.
3. Pembelajaran quantum lebih bersifat konstruktif namun juga menekankan pada pentingnya peranan lingkungan pembelajaran yang efektif dan optimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
4. Pembelajaran quantum mensinergikan faktor potensi individu dengan lingkungan fisik dan psikis dalam konteks pembelajaran.
5. Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
6. Pembelajaran quantum sangat menekankan pada akselerasi pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
7. Pembelajaran quantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
8. Pembelajaran quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses.
9. Pembelajaran quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
10. Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, ketrampilan hidup dan prestasi fisikal atau material.
11. Pembelajaran quantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
12. Pembelajaran quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
13. Pembelajaran quantum mengintegrasikan totalitas fisik dan pikiran dalam proses pembelajaran.
C. Strategi Quantum Teaching
Dalam pembelajaran di kelas, quantum teaching menggunakan kerangka rancangan yang dikenal dengan TANDUR). Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
Tumbuhkan
Dalam kerangka strategi quantum teaching tahap yang pertama menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik dengan menyertakan atau memanfaatkan pengalaman hidup yang dimiliki peserta didik sehingga menciptakan jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan untuk saling memahami.Quantum teaching dalam menumbuhkan minat peserta didik dengan mencari apa yang peserta didik pahami? apa yang mereka setujui? dan apa manfaat bagi mereka atau disingkat dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) dan pada apa peserta didik berkomitmen? Hal tersebut, menumbuhkan minat, motivasi, dan tanggung jawab atas hidup peserta didik untuk mengadakan perubahan interaksi dengan lingkungan menjadi menyenangkan, mudah, dan mempertahankan status quo.
Alami
Tahap kedua kerangka strategi quantum teaching, menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti peserta didik. Unsur ini memberi pengalaman pada peserta didik denganmemanfaatkan hasrat alami otak dalam menjelajah kehidupan nyata. Pengalaman tersebut bisa menjadi petunjuk dan memuaskan keingintahuan peserta didik. Dalam menciptakan unsur alami dalam langkah ini, mencari cara apa yang terbaik agar peserta didik memahami informasi? Permainan atau kegiatan apa yang memanfaatkan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik? Dengan permainan atau kegiatan yang memanfasilitasi keinginan tahuan peserta didik.
Namai
Tahap ketiga dalam kerangka strategi quantum teaching, dibangun di atas pengetahuan dan keingin tahuan peserta didik saat pembelajaran. Penamaan merupakan menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus dan strategi, sebagai masukan untuk mempermudahpenguasaan ketrampilan belajar peserta didik. Dalam pemberian penamaan (namai) guru dapat menggunakan metafora berupa susunan gambar, warna, alat, kertas tulis dan poster dinding.
Demonstrasikan
Tahap Demonstrasi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan bahwa “mereka tahu” peserta didik tahu. Tahap ini guru memberi peluang terhadap peserta didik untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka kedalam media pembelajaran lain (situasi baru) dengan menunjukan dan mendemonstrasikan di depan orang lain.
Ulangi
Tahap mengulang atau berlatih dalam pembelajaran berfungsi untuk memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Pengulangan harus dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan, lebih baik dalam konteks yang berbeda dengan asalnya. Sehingga harus mencari apa yang terbaik bagi peserta didik untuk mengulang pelajaran ini? Dengan cara apa setiap siswa akan mendapat kesempatan untuk mengulang?
Rayakan
Pada tahap akhir, perayaan dengan memberikan pengakuan atau penghormatan atas penyelesaian, partisipasi dan pemperolehan keterampilan dalam ilmu pengetahuan. Untuk tahap ini seorang guru harus mencari, apa yang paling baik untuk merayakan dan bagaimana mengakui setiap orang atau prestasi peserta didik.
D. Langkah-langkah Quantum Teaching
Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam Quantum Teaching adalah sebagai berikut:
Kekuatan Ambak
Ambak (apakah manfaat bagiku) adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini peserta didik akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja yang diperoleh setelah mempelajari suatu materi.
Penataan lingkungan belajar
Dalam proses belajar mengajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat membuat peserta didik merasa betah dalam belajarnya, dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dan kejenuhan dalam diri peserta didik.
Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu minat belajar peserta didik. Guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian pada peserta didik yang telah berhasil dalambelajarnya, tetapi jangan mencemoohkan peserta didik yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini peserta didik akan lebih merasa dihargai.
Bebaskan gaya belajarnya
Dalam pembelajaran quantum guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar untuk peserta didik dan jangan terpaku pada satu gaya belajar saja, sebab setiap peserta didik memiliki kemampuan dan kecerdasan yang berbeda.
Membiasakan mencatat
Dalam pembelajaran peserta didik tidak hanya bisa menerima saja, melainkan harus mampu mengungkapkan kembali apa yang didapatkan dengan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan yang sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri. Dengan demikian, belajar akan benarbenar dipahami sebagai aktivitas kreasi yang demokratis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh peserta didik itu sendiri.
Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas dalam pembelajaran yang cukup penting adalah membaca, karena dengan membaca akan menambah wawasan dan pengetahuan, meningkatkan pemahaman dan daya ingat. Seorang guru hendaknya membiasakan peserta didik untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain.g. Jadikan anak lebih kreatif peserta didik yang kreatif adalah peserta didik yang ingin tahu, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik peserta didik akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya. Melatih kekuatan memori peserta didikKekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar, sehingga peserta didik perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.
E. Keunggulan dan Kelebihan Quantum Teaching
Kelebihan model pembelajaran Quantum Teaching adalah sebagai berikut:
1) Menjadikan guru dan siswa lebih kreatif
2) Meningkatkan rasa percaya diri dan minat siswa
3) Mengembangkan pola pikir
4) Pelaksanaan pembelajaran didalam kelas tidak menjenuhkan
5) Melatih rasa tanggung jawab dan disiplin siswa
6) Serta melatih keberanian siswa.
Kekurangan model pembelajaran Quantum Teaching adalah :
1) Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa harus mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
2) Fasilitas seperti peralatan , tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
3) Karena didalam model ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang baik berupa tepuk tangan, jentikan jari , nyanyian maka dapat mengganggu kelas lain.
4) Banyak memakan waktu dalam hal persiapan
5) Model pembelajaran ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu proses pembelajaran tidak akan efektif.
6) Agar belajar dengan menggunakan model pembelajaran ini mendapatkan hasil yang baik , di perlukan ketelitian dan kesabaran.
F. Pengertian Kecerdasan Berganda/ Majemuk
Pengertian kata “kecerdasan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, artinya perihal cerdas, intelegensi, kesempurnaan perkembangan akal budi, kepandaian ketajaman pikiran. Thomas Armstrong memberikan pengertian bahwa kecerdasan itu kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Lain halnya dengan Howard Gardner yang mengatakan bahwa kecerdasan adalah potensi biopsikologi yang artinya semua makhluk yang bersangkutan mempunyai potensi untuk menggunakan sekumpulan bakat yang dimiliki oleh jenis makhluk itu. Suparno juga mengutip pendapat Gardner, kecerdasan atau inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. William Stern juga menyatakan bahwa intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya.
G. Jenis-Jenis Kecerdasan Majemuk
Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)
Kecerdasan Linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara tulisan maupun lisan.18 Pada umumnya kecerdasan linguistik, memiliki ciri antara lain pertama, suka menulis kreatif; kedua, suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon; ketiga, sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil; keempat, membaca di waktu senggang; kelima, mengeja kata dengan tepat dan mudah; keenam, suka mengisi teka-teki silang, ketujuh, menikmati dengan cara mendengarkan; kedelapan, unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).
Kecerdasan Ruang (Spatial Intelligence)
Menurut Gardner, kecerdasan ruang adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat, seperti dipunyai para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator, juga kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, menggambarkan suatu benda/hal dalam pikiran kemudian ke dalam bentuk nyata, dan dapat mengungkapkan data dalam suatu grafik.26 Kecerdasan ini memiliki kemampuan dalam memvisualisasikan apa yang ada di benaknya lewat gambar, susunan balok, mampu menerjemahkan gambaran dalam pikirannya ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi, juga memahami tata letak, arah, dan posisi yang baik.
Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: pertama, memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu; kedua, mudah membaca peta atau diagram; ketiga, menggambar sosok orang atau benda persis aslinya; keempat, senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya; kelima, sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya; keenam, suka melamun dan berfantasi; ketujuh, mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah; kedelapan,lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian; kesembilan, menonjol dalam mata pelajaran seni.
Kecerdasan Kinestetik-Badani (Bodily-Kinesthetic Intelligence)
Kecerdasan kinestetik-jasmani adalah kemampuan dalam menggunakan tubuh secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, dan perasaan. Kecerdasan ini meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan.
Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: pertama, banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu; kedua, aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard; ketiga, perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya; keempat, menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiata fisik lainnya; kelima, memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat; keenam, pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain; ketujuh, bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya; kedelapan, suka membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya lagi; kesembilan, berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat kompetitif.
Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
Menurut Gardner kecerdasan musikal ini adalah kemampuan untuk mendengarkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, juga peka terhadap ritme, melodi dan intonasi, kemampuan: memainkan alat musik, menyanyi, mencipta lagu, dan untuk menikamti lagu, musik dan nyayian.33 Kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama, dan melodi, peka terhadap nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan dapat mendengarkan berbagai karya musik degan ketajaman tertentu.
Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri antara lain: pertama, suka memainkan alat music di rumah atau di sekolah; kedua, mudah mengingat melodi suatu lagu; ketiga, lebih bias belajar dengan iringan musik; keempat, bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain; kelima, mudah mengikuti irama music; keenam, mempunyai suara bagus untuk bernyanyi; ketujuh, berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.
Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain, dengan membedakan dan menanggapi suasana hatimemiliki ciri antara lain, perangai motivasi dan hasrat orang lain dengan tepat. Menurut Anna Craft, kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami dan berhubungan dengan orang lain. Contohnya adalah para politikus, guru, penjual yang sukses.
Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:pertama, mempunyai banyak teman; kedua, suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya; ketiga, banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah; keempat, berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antartemannya; kelima, berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain; keenam, sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain; ketujuh, berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial.
Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan mengenali dan memahami diri sendiri, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya, suasana hatinya, temperamennya, keinginan dan motivasi dirinya.41 Kristanto juga menjelaskan bahwa orang yang memiliki kecerdasan ini berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan akan diri sendiri, yaitu dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri, mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri, sangat menghargai nilai (aturanaturan), etika (sopan santun), dan moral.
Orang yang memiliki kecerdasan ini dapat ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut: pertama, memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat; kedua, bekerja atau belajar dengan baik seorang diri; ketiga, memiliki rasa percaya diri yang tinggi; keempat, banyak belajar dari kesalahan masa lalu; kelima, berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan; keenam, banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.
Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang suka terhadap hal-hal yang berbau alam yaitu kemampuan mengembangkan pengamatan, kritis terhadap fenomena alam.45 Lebih lanjut Armstrong menjelaskan anak yang sangat kompoten dalam kecerdasan ini merupakan pecinta alam, suka berada di alam terbuka, di padang atau di hutan, hiking atau mengumpulkan bebatuan atau bunga.
Kecerdasan ini memiliki ciri antara lain: pertama, suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan; kedua, sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka; ketiga, suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang; keempat, menghabiskan waktu di dekat akuarium atau system kehidupan alam; kelima, suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, keenam, berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.
Kecerdasan Eksistensial (Existential Intelligence)
Kecerdasan eksistensial, menurut Gardner menyangkut kepekaan atau kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaannnya, keberadaannnya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Kecerdasan eksistensial (exsistensialist intelligence) adalah Kecerdasan eksistensial banyak dijumpai pada para filsuf. Mereka mampu menyadari dan menghayati dengan benar keberadaan dirinya di dunia ini dan apa tujuan hidupnya. Melalui kontemplasi dan refleksi diri kecerdasan ini dapat berkembang.
H. Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk di Sekolah
Untuk dapat menerapkan model pembelajaran kecerdasan majemuk di sekolah sebaiknya sebagai pendidik akan menerapkannya pada diri sendiri setelah memiliki pemahaman secara empiris tentang teori tersebut, kemudian menerapkan kepada peserta didik. Untuk menilai kecerdasan majemuk pada diri kita sendiri adalah melalui penilaian kinerja secara realistis pada berbagai macam tugas, kegiatan dan pengalaman yang berkaitan dengan setiap kecerdasan. Untuk dapat menghubungkan kita dengan pengalaman hidup yang memanfaatkan kesembilan kecerdasan, sehingga kenangan, perasaan dan gagasan apakah yang muncul dari proses ini bisa dibantu dengan lembar kuesioner kecerdasan majemuk.
Teori kecerdasan majemuk adalah model yang sangat tepat untuk melihat kekuatan mengajar maupun untuk mempelajari wilayah-wilayah yang perlu diperbaiki. Kemungkinan dalam mengajar seorang guru akan menghindar jika harus menggambar di papan tulis, atau enggan menggunakan bahan-bahan grafis saat presentasi karena kecerdasan spasial guru tersebut belum cukup dikembangkan dalam hidup.
Ada cara-cara penggunaan sumber-sumber kecerdasan antara lain: pertama, meminta bantuan teman yang ahli, maksudnya jika seorang guru kehabisan akal untuk mengajar di kelas yang menggunakan alat musik dan karena kecerdasan musikal guru tersebut rendah, bisa minta bantuan pada guru musik atau kolega berbakat musik. Kedua, meminta bantuan peserta didik memberikan solusi dan menunjukkan kemahiran di wilayah tertentu yang kurang dikuasai pendidik, seperti mengakses data di internet. Ketiga, menggunakan teknologi yang ada maksudnya jika guru tersebut tidak dapat memutar video dengan fasilitas sekolah seperti LCD Proyektor maka dapat memintabantuan peserta didik yang menguasai alat tersebut untuk mengoperasikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Quantum teaching adalah suatu usaha menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar dengan pengubahan bemacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi tersebut dapat mengubah kemampuan bakat alami peserta didik menjadi cahaya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Pembelajaran Quantum memiliki karakteristik sebagai berikut:.
1) . Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif.
2) Pembelajaran quantum lebih manusiawi, individu menjadi pusat perhatian, potensi diri, kemampuan berfikir, motivasi dan sebagainya diyakini dapat berkembang secara maksimal.
3) Pembelajaran quantum lebih bersifat konstruktif namun juga menekankan pada pentingnya peranan lingkungan pembelajaran yang efektif dan optimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
4) Pembelajaran quantum mensinergikan faktor potensi individu dengan lingkungan fisik dan psikis dalam konteks pembelajaran.
5) Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
Dalam pembelajaran di kelas, quantum teaching menggunakan kerangka rancangan yang dikenal dengan TANDUR :
1) Tumbuhkan
2) Alami
3) Namai
4) Demonstrasikan
5) Ulangi
6) Rayakan
Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam Quantum Teaching adalah sebagai berikut:
1) Kekuatan Ambak
2) Penataan lingkungan belajar
3) Memupuk sikap juara
4) Bebaskan gaya belajarnya
5) Membiasakan membaca
6) Membiasakan mencatat
Membiasakan
Kelebihan model pembelajaran Quantum Teaching adalah sebagai berikut:
1) Menjadikan guru dan siswa lebih kreatif
2) Meningkatkan rasa percaya diri dan minat siswa
3) Mengembangkan pola piker
4) Pelaksanaan pembelajaran didalam kelas tidak menjenuhkan
5) Melatih rasa tanggung jawab dan disiplin siswa
6) Serta melatih keberanian siswa.
Kekurangan model pembelajaran Quantum Teaching adalogi Kecerdasan atau inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.
Jenis jenis kecerdasan berganda atau majemuk yaitu
1) Kecerdasan linguistic
2) Kecerdasan ruang / spasial
3) Kecerdasan kinetik – badani
4) Kecerdasan musical
5) Kecerdasan interpersonal
6) Kecerdasan intrapersonal
7) Kecerdasan naturalis
8) Kecerdasan matematis - logis
Kecerdasan Linguistik (Linguistic
dapat menerapkan model pembelajaran kecerdasan majemuk di sekolah sebaiknya sebagai pendidik akan menerapkannya pada diri sendiri setelah memiliki pemahaman secara empiris tentang teori tersebut, kemudian menerapkan kepada peserta didik. Untuk menilai kecerdasan majemuk pada diri kita sendiri adalah melalui penilaian kinerja secara realistis pada berbagai macam tugas, kegiatan dan pengalaman yang berkaitan dengan setiap kecerdasan.
DAFTAR PUSTAKA
A'la, Miftahul. Quantum Teaching Buku Pintar dan Praktik. Jogjakarta: DIVA Press. 2010.
Kosasih, Nandang dan Dede Sumana. Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi Kecerdasan. Bandung: Alfabeta. 2013.
Porter, Bobbi De dkk, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.2012.
Porter, Bobbi De, Mark Reardo dan Sarah Siregar-Nourie, Quantum Teaching :Mempraktikkan Quantum Learning Di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa. 2006.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon